Sore itu saya baru pulang bekerja, sekitar jam 3 sore saya naik motor menuju rumah dengan kondisi langit yang sudah agak mendung walau tidak hujan. Jalanan sudah basah karena memang beberapa jam sebelumnya juga sudah hujan.
Saat saya hampir setengah jalan sampai rumah, tiba-tiba rintik hujan mulai turun. Tanpa pikir panjang saya langsung menepi untuk mengambil jas hujan dari bagasi motor.
Saat saya sudah di tepi jalan, tanpa saya sadari ternyata saya berhenti di depan toko akuarium yang baru buka. Saya baru tahu kalau di sini sudah dibuka toko akuarium, padahal terakhir saya lewat belum ada. Karena penasaran akhirnya saya belum jadi memakai jas hujan dan lebih dulu masuk ke dalam toko akuarium.
Saat sudah di dalam, mata ini langsung tertuju ke satu jenis ikan yang sangat menarik. Jarang sekali di kota kecil tempat tinggal saya ada ikan jenis ini. Ikan itu adalah Peacock bass temensis (Cichla temensis).
Pbass temensis, atas warna saat belum musim kawin dan bawah warna saat musim kawin tiba |
Kemudian saya iseng-iseng cari info harganya, ternyata ikan itu dibanderol dengan harga 1,5 juta rupiah. Wow mahal juga ya pikir saya.
Saya tentu tidak membeli ikan itu, hanya tanya-tanya saja. Setelah puas melihat-lihat seluruh isi toko akuarium saya pulang dengan membawa pasir malang ukuran kecil untuk tambahan media aquascape.
Itu adalah sekelumit cerita perjumpaan tak sengaja dengan pbass temensis yang merupakan pbass paling besar. Ikan ini ukirannya bisa mencapai 1 m panjangnya jadi termasuk ikan monster.
Ciri-ciri peacock bass temensis
Pbass temensis punya dua macam warna dan pola tubuh yang berbeda ketika belum musim kawin dan ketika musimnya kawin tiba. Ketika belum musim kawin, tubuhnya cenderung gelap dengan bintik-bintik putih atau kuning membentuk garis putus-putus memanjang dari depan hingga belakang tubuhnya. Ada 4 garis putus-putus yang sejajar di samping tubuhnya.
Selain itu, ikan ini juga punya 3 garis gelap melintang dari punggung sampai perut. Di belakang mata hingga penutup insang terdapat marking berwarna hitam.
Ketika musim kawin tiba, warna tubuhnya berubah menjadi hijau zaitun dengan bagian bawah cenderung merah. Garis putus-putus di sepanjang tubuhnya memudar, dan 3 garis gelap di tubuhnya menjadi semakin nampak hitam. Kadang juga akan terbentuk semacam nonong kecil di kepalanya, tapi nonong ini akan hilang saat musim kawin berakhir.
Pbass temensis di habitat aslinya
Peacock bass temensis adalah jenis pbass terbesar dan juga siklid terbesar. Ikan ini berasal dari sungai Orinoco dan Rio negro di Brazil. Mereka adalah predator kelas atas di alam, berburu ikan dan hewan hewan kecil sebagai makanannya.
Temensis yang sudah berukuran besar bahkan bisa memakan monyet kecil yang terjatuh ke dalam sungai. Walaupun termasuk predator, ikan ini masih bisa menjadi mangsa bagi black camian (jenis buaya) yang ada di sungai-sungai pedalaman brazil.
Ikan ini sering menjadi tujuan olahraga memancing di sungai tempat tinggalnya. Tarikan ikan yang kuat menjadi sensasi tersendiri bagi para angler untuk menangkap ikan ini. Kepuasan maksimal diperoleh ketika berhasil menangkap temensis ukuran besar setelah bertarung dengan tarikan ikan selama beberapa menit.
Ikan ini juga memiliki rasa daging yang enak dan agak manis sehingga menjadi santapan bagi penduduk disekitar sungai. Tapi sekarang temensis sudah jarang dikonsumsi dan lebih sering dijual sebagai ikan hias karena harganya cukup mahal.
Ada rumor yang menyatakan bahwa ikan ini sudah berkembangbiak di sungai berarus tenang di Singapura dan Malaysia. Kemungkinan ini terjadi karena adanya penghobi yang melepas ikan peliharaannya di sungai dan kemudian ikan itu bertahan hidup hingga bisa berkembamg biak di habitat barunya.
0 komentar
Post a Comment