Konjugasi adalah reproduksi seksual yang terjadi pada protozoa atau hewan bersel satu. Paramaecium merupakan protozoa dari kelompok ciliata yang memiliki ciri khas sel-selnya dipenuhi silia sebagai alat gerak.
Paramaecium melakukan konjugasi saat kondisi lingkungan tidak terlalu menguntungkan. Dengan konjugasi, sel-sel baru yang terbentuk akan memiliki kombinasi genetik yang berbeda sehingga memungkinkan muncul individu yang mampu bertahan.
Konjugasi terjadi dengan pertukaran materi genetik antara dua individu paramaecium yang saling menempel. Setelah pertukaran materi genetik ini, masing-masing paramaecium memiliki materi genetik yang berbeda dengan individu awal. Kemudian masing-masing paramaecium akan melakukan pembelahan mitosis sehingga dihasilkan sel-sel baru dengan sifat-sifat baru.
Paramaecium memiliki mikronukleus (nukleus kecil) dan makronukleus (nukleus besar). Mikronukleus akan saling ditukarkan antara dua individu saat konjugasi.
Proses konjugasi pada paramaecium adalah sebagai berikut.
- Dua individu yang memiliki susunan genetik berbeda akan saling mendekat dan menempel sebagian selnya.
- Mikronukleus pada masing-masing individu akan melakukan meiosis menghasilkan empat mikronukleus yang bersifat haploid.
- Salah satu mikronukleus akan membelah mitosis, sedangkan tiga yang lainnya akan hancur.
- Pasangan paramaecium tersebut kemudian akan saling bertukar mikronukleus.
- Terjadi singami atau penyatuan antara mikronukleus sendiri dengan mikronukleus yang diperolah dari sel pasangannya, penyatuan ini membentuk mikronukleus baru yang bersifat diploid dengan susunan genetik campuran antara dua mikronukleus.
- Mikronukleus baru yang terbentuk akan melakukan tiga kali pembelahan mitosis sehingga dihasilkan delapan mikronukleus baru.
- Makronukleus pada masing-masing sel asli akan hancur. Empat mikronukleus berkembang menjadi empat makronukleus melalui replikasi DNA secara terus menerus, empat mikronukleus sisanya tetap sebagai mikronukleus.
- Masing-masing sel akan membelah diri dan setiap sel akhirnya menghasilkan empat individu baru yang memiliki mikronukleus dan makronukleus baru. Hasil akhir dari dua individu paramaecium yang berkonjugasi adalah delapan sel baru yang memiliki susunan genetik sama namun berbeda dengan susunan genetik sel awal sebelum konjugasi.
Dalam kondisi makanan melimpah dan lingkungan mendukung, paramaecium cenderung melakukan reproduksi aseksual dengan melakukan pembelahan mitosis. Sel-sel baru yang dihasilkan memiliki sifat sama dengan sel awal.
Namun saat kondisi tidak menguntungkan, paramaecium akan melakukan reproduksi seksual melalui konjugasi agar dihasilkan sel-sel baru dengan sifat baru. Sifat baru ini diharapkan mampu bertahan dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan tersebut. Konjugasi merupakan mekanisme yang menopang protozoa untuk dapat bertahan dari perubahan lingkungan.
Baca juga : Anggota Kingdom Protista
0 komentar
Post a Comment