Dulu waktu kuliah saya pernah jadi asisten untuk praktikum taksonomi hewan, suatu mata kuliah yang membahas klasifikasi dan pengelompokan hewan. Setiap pertemuan saya membimbing adik-adik angkatan untuk mengidentifikasi ciri-ciri yang dimiliki spesimen atau awetan hewan yang telah disediakan dan mengelompokkannya dalam genus atau family yang sama.
Dalam suatu kesempatan, waktu itu materi reptilia kami membahas tentang buaya, kura-kura, penyu, ular dan teman-temannya. Ada salah satu mahasiswa yang bertanya kepada saya, “Mas Asdos, kenapa Chelonia Mydas disebut penyu hijau padahal warnanya tidak hijau?”
Seketika itu juga ada mahasiswa lain yang menjawab karena anak penyu tersebut atau tukik-nya berwarna hijau. Hmmm padahal itu jawaban yang tidak tepat karena tukik Chelonia mydas justru berwarna hitam.
Penyu hijau yang baru menetas berwarna hitam |
Dari situ saya simpulkan banyak mahasiswa yang belum memahami sumber penamaan penyu hijau. Banyak yang menyangka karena tukiknya, padahal bukan.
Nama penyu hijau atau dalam bahasa inggris disebut dengan green sea turtle disebabkan oleh lapisan lemak berwarna hijau di bawah karapaksnya (cangkang sebelah atas). Lemak hijau ini memisahkan cangkang dengan organ-organ yang berada dalam tubuh penyu.
Mengapa lemaknya bisa berwarna hijau bukan putih atau kekuningan? Baca penjelasannya dalam artikel berikut Mengapa Lemak Penyu Hijau Berwarna Hijau.
Penyu hijau hidup di wilayah tropis dan subtropis di samudra pasifik dan atlantik. Mereka merupakan herbivora pemakan rumput laut/ padang lamun yang tumbuh di sekitar tepian pantai. Moncongnya memiliki semacam gigi yang menyatu mirip paruh burung yang digunakan untuk memotong ujung rumput laut makanannya. Mereka tidak akan mencabut rumput laut hingga akarnya, hanya memotong ujungnya saja jadi tidak merusak komunitas rumput laut di suatu tempat.
Penyu hijau dewasa berwarna coklat |
Penyu ini merupakan spesies yang jumlahnya terus berkurang karena banyak diburu manusia terutama diambil cangkang maupun telurnya. Ketika musim bertelur mereka akan kembali ke pulau tempatnya menetas untuk bertelur, sekali bertelur jumlahnya berkisar antara 85 hingga 200 butir tergantung ukurannya. Dari tempatnya menetas dan tempatnya tumbuh dapat berjarak ribuan bahkan pupuhan ribu kilometer, dan si penyu akan kembali lagi ke tempatnya lahir untuk bertelur ketika telah dewasa.
Kok mereka bisa kembali ke tempatnya menetas ya, padahal tidak punya kompas atau peta atau GPS? Bagaimana mereka mengingat lokasi tempatnya lahir?? Haha di kesempatan yang lain akan saya jelaskan caranya...
0 komentar
Post a Comment