Lele merupakan ikan yang cukup tahan terhadap kualitas air yang buruk. Mereka dapat dipelihara dalam air tergenang yang kotor dalam waktu yang lama. Di saat ikan-ikan lain mati karena air yang kurang bersih, si lele malah dapat hidup dengan baik dan terus tumbuh. Itulah mengapa banyak orang suka memelihara ikan berkumis ini.
Ikan lele tahan terhadap kualitas air yang kurang baik, tapi cukup rentan terhadap infeksi beberapa jenis mikroorganisme seperti bakteri, protozoa dan jamur. Infeksi ini dipermudah dengan tidak adanya sisik yang melindungi tubuh si lele. Berikut ini akan saya jelaskan beberapa penyakit yang kerap menyerang lele dan cara penanganannya.
Penyakit bercak/bintik merah
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophilla atau Pseudomonas Hydrophilla.
Gejala: Muncul bercak-bercak merah di tubuh lele karena adanya pendarahan, ikan sering mengambang dan bernapas di permukaan air.
Pencegahan: Lingkungan kolam dan air harus dijaga kebersihannya.
Pengobatan: Melelui makanan yang dicampur dengan antibiotik seperti Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari diberikan selama 7 - 10 hari, atau dengan memberi Sulphonamid dengan dosis 100 mg/kg ikan/hari yang dibsrikan selama 3 - 4 hari.
Penyakit tuberculosis (umum dikenal sebagai perut kembung)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium fortoitum.
Gejala: Tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip.
Pengendalian: perbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
Pengobatan: Terramycin dicampur dengan makanan 5-7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5-15 hari.
Penyakit jamur air
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Saprolegnio sp. yang tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah.
Gejala: Ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas yang mnyebabkan telur gagal menetas.
Pengendalian: Ikan direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5-3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1-0,2 ppm selama 1 jam atau 5-10 ppm selama 15 menit.
Penyakit bintik putih
Parasit ini disebabkan oleh protozoa dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid (tidak tetap), mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut lchthyophthirius multifilis.
Gejala:
- Ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air
- Terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang
- Ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengobatan: Dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12-24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari. Atau dapat dengan memberikan larutan PK pada kolam ikan dengan dosis sesuai yang tertera dalam kemasan.
Penyakit cacing trematoda
Penyakit ini disebabkan cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip.
Gejala: Insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan akibat gangguan pernapasan.
Pengendalian:
- Direndam formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit, atau
- Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam, atau
- Menyelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium Permanganat (KMn04) 0,01% selama ±30 menit, atau
- Memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit, atau
- Dapat juga memakai larutan NH40H 0,5% selama ±10 menit.
Penyakit lintah parasit
Penyakit ini disebabkan oleh lintah, cacing hirundinae penghisap darah hewan.
Gejala: Pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah.
Pengendalian: Pengambilan cacing secara manual pada tubuh ikan yang terserang.
0 komentar
Post a Comment