Perhatian ini adalah kisah nyata.
Beberapa waktu yang lalu di dekat tempat saya tinggal terjadi kejadian menyedihkan yang terjadi antara manusia, burung sikep madu asia (Pernis ptilorhynchus), dan lebah madu hutan (Apis dorsata).
Jadi ceritanya ada sebuah koloni lebah hutan yang membangun sarang di sebuah pohon Suren di tegalan (sebutan untuk ladang yang ditanami kayu). Sarang itu berbentuk lembaran seperti papan yang menempel pada batang tinggi dan dipenuhi lebah yang berseliweran kesana-kemari. Karena termasuk jenis lebah pengumpul madu, tak ayal sarang itu dipenuhi madu yang manis rasanya. Madunya tidak hanya disukai manusia namun hewan-hewan lain pun turut menyukainya seperti si burung sikep madu asia.
Sikep madu asia adalah burung migran yang akan mengunjungi Indonesia saat wilayah tempat tinggalnya di Asia Timur mengalami musim dingin. Sepanjang perjalanan pada jalur migrasinya tentu dia akan lapar dan mencari makanan sebagai sumber energi untuk perjalanannya. Salah satu makanan yang disukai sikep madu asia adalah sarang lebah yang penuh madu, oleh karena kegemarannya makan madu inilah dia diberi nama sikep madu.
Sikep madu asia, orang ditempat saya menyebutnya dengan bedo karena dianggap sama dengan elang ular bido |
Maka sarang lebah yang saya ceritakan tadi akhirnya mendapat serangan dari sikep madu yang lewat di sekitar tempat itu. Dia hinggap di dekat sarang dan mulai mematuk-matuk sarang memakan sarang yang dipenuhi dengan madu. Karena bulunya yang tebal, burung ini dapat bertahan dari sengatan lebah-lebah pemilik sarang yang mulai marah. Dia terus menggerogoti sarang itu untuk memenuhi perutnya yang lapar sehingga membuat lebah-lebah semakin marah karena sarangnya dirusak.
Ketika itu ada seorang pak tani lewat di bawah pohon dan mengamati apa yang terjadi di atas sana, dia berdiri tepat di bawah sarang yang sedang diserang si burung pencuri madu. Pak tani memperhatikan ternyata si burung tidak takut dengan sengatan lebah, dan hanya dengan paruhnya yang kuat dan sayapnya yang besar banyak lebah-lebah berjatuhan karena mencoba melawan. Kemudian beberapa lebah yang terluka karena berusaha mempertahankan sarangnya jatuh mengenai tubuh pak tani.
Pak tani tidak takut dan gentar karena kejatuhan lebah, dia malah memperhatikan lebah-lebah tersebut berjatuhan dan beberapa dia amati masih dapat terbang untuk kembali menuju sarangnya lagi. Tapi yang aneh adalah beberapa waktu kemudian serombongan lebah berjumlah ratusan bahkan ribuan datang untuk menyerang pak tani. Padahal pak tani kan tidak mencuri madu lebah, dia juga tidak merusak sarang lebah, dia hanya menyaksikan peristiwa itu terjadi.
Namun, sial bagi pak tani, malang tak dapat ditolak, dia diserang sekumpulan lebah marah yang mengira pak tani ikut merusak sarangnya. Ratusan sengatan diterimanya di sekujur tubuh. Lebah-lebah itu menyengat dengan meninggalkan sengatnya di tubuh pak tani. Sengatnya terus menempel dan menyuntikan racun ke dalam tubuh pak tani malang itu.
Pak tani kemudian berlari menuju warga untuk meminta pertolongan karena tubuhnya penuh benjolan akibat sengatan lebah. Setelah agak jauh dari sarang, lebah-lebah penyerang sudah mulai pergi meninggalkan pak tani dan terbang menuju sarangnya lagi. Yang tertinggal adalah pak tani malang yang mengerang kesakitan.
Warga membantu memapah pak tani berjalan pulang menuju rumahnya untuk dirawat oleh keluarganya, namun malang baginya lukanya terlalu banyak dan nyawanya tidak tertolong. Dia meninggal beberapa waktu kemudian.
Dari kisah ini dapat kita pahami bahwa si pak tani hanya berada di waktu dan tempat yang salah. Ketika ada burung sikep madu asia memakan sarang lebah kemudian lebah yang terluka jatuh padanya, pak tani malah asik menonton kejadian itu. Pak tani tidak menyadari bahwa si lebah "bodoh" mengira bahwa pak tani juga ikut mengganggu dan menyerang sarangnya, dan akhirnya kembali dengan rekan-rekannya untuk menyerang pak tani itu.
Terus siapa yang salah dalam cerita ini? tak ada yang salah....si burung hanya mencari makan, si lebah hanya bertahan, dan si pak tani hanya bernasip malang. Pelajaran yang berharga adalah jangan menganggu sarang lebah di hutan, terutama dari jenis Apis dorsata ini yang dalam bahasa orang-orang di tempat saya tinggal disebut tawon gung. Oh iya...untuk lebah dalam cerita ini menurut saya adalah Apis dorsata berdasarkan ciri yang dimilikinya, saya bukan ahli lebah jadi mungkin saja salah identifikasi. Namun untuk si burung saya yakin bahwa itu adalah sikep madu asia.
0 komentar
Post a Comment