Jangan Memberi Makan Larva Ikan dengan Telur Rebus?

Larva ikan atau ikan-ikan yang baru menetas dari telur memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga sulit untuk memberinya makan. Peternak akan memutar otak untuk mencari ide, pakan apa yang dapat dilahap ikan-ikan mini ini. Salah satu pakan yang sering digunakan adalah kuning telur rebus yang dihancurkan, bisa juga memblender putih dan kuning telur hingga halus. Tapi pertanyaan yang muncul adalah, apakah memberikan pakan berupa telur rebus baik bagi ikan?

Kalau dilihat dari kandungan gizinya, tentu saja sangat baik karena telur merupakan makanan dengan komposisi gizi paling lengkap (ASI masih kalah). Di dalam telur terdapat protein, lemak, vitamin, dan mineral yang baik bagi pertumbuhan larva. Apalagi untuk larva yang baru menetas, protein yang tinggi dalam putih telur akan membuat larva cepat besar. Vitamin dan mineral dalam telur juga penting bagi kesehatan dan daya tahan tubuh larva.

Namun ada sisi negatif dari pemberian pakan berupa telur rebus, terutama pada kolam atau akuarium yang tidak mengalir. Telur yang dihancurkan hingga halus akan sangat disukai oleh bakteri dan juga protozoa (hewan bersel tunggal) di dalam air sehingga menyebabkan ledakan pertumbuhan mikroorganisme. Salah satu jenis mikroorganisme yang akan berkembang dengan cepat adalah Epistylis, suatu koloni protozoa yang nampak seperti kapas halus. Di akuarium, protozoa ini akan menempel di kaca dan membuat kaca akuarium nampak semakin buram hari demi hari. Pemilik akuarium bisa dengan mudah membersihkannya dengan menggusap permukaan dalam akuarium dengan lap atau busa.

Penampakan Epistylis yang telah diperbesar dengan zoom kamera

Epistylis tidak menghasilkan racun dan tidak berbahaya bagi ikan. Dalam jumlah sedikit mereka tidak akan mengganggu kesehatan larva. Namun bagaimana bila jumlahnya semakin banyak?

Nah, saya akan berbagi sedikit pengalaman saya memelihara larva ikan komet (Carrasius auratus) dalam akuarium berukuran sedang. Karena larva komet berukuran sangat kecil, maka saya mematikan filter akuarium dan menggantinya dengan aerator untuk memenuhi kebutuhan oksigen larva. Untuk pakan larva tersebut, saya beri putih dan kuning telur ditambah air dan diblender halus.

Saya memberi pakan 3 hingga 4 kali sehari dengan cara menuang sedikit cairan telur rebus ke dalam akuarium. Larva-larva komet itu makan dengan lahapnya dan alhasil tumbuh dengan cepat. Namun berselang beberapa hari, kaca akuarium mulai nampak buram dan muncul benda-benda putih halus yang kemudian saya kenal sebagai Epistylis. Karena saya lihat larva-larva komet asik memakan dan mematuk protozoa tersebut, maka saya biarkan saja dan tidak saya bersihkan.

Namun bencana mulai datang setelah satu minggu, timbunan Epistylis mulai menggunung hingga saya kesulitan melihat larva di dalam akuarium. Pada suatu pagi saya melihat cukup banyak larva yang mati dan terjebak di dalam timbunan Epistylis tersebut. Saya kaget dan agak sedih juga rasanya melihat ikan-ikan itu mati, sehingga saya berangkat kerja di hari itu dengan membawa sedikit perasaan duka.

Sepulang kerja, saya perhatikan larva-larva ternyata senang sekali beristirahat di sekitar Epistylis. Mereka masuk ke dalam timbunan-timbunan itu untuk bersembunyi atau mungkin mencari sisa-sisa telur yang mengendap. Nah disinilah jawaban dari kematian ikan-ikan saya. Larva-larva yang masih cukup kecil itu, mudah terjebak dalam timbunan Epistylis dan akhirnya tidak menemukan jalan keluar kemudian mati. Ikan memang memiliki sifat seperti itu, apabila tubuhnya terjerat dan membuatnya tidak bisa bergerak, mereka akan mati dalam beberapa saat. Seperti ketika seorang nelayan memasang perangkap berupa jaring di laut, ketika keesokan harinya jaring tersebut di angkat, telah banyak ikan yang terjebak dan mati.

Dari situ saya menyimpulkan bahwa Epistylis dalam jumlah banyak akan sangat merugikan bagi larva-larva ikan karena dapat menjebak larva tersebut. Pengalaman ini membuat pengetahuan saya tentang memelihara larva ikan menjadi bertambah. Di lain hari apabila ikan-ikan komet saya bertelur lagi, saya akan beri jenis pakan lain yang tidak menyebabkan ledakan pertumbuhan mikroorganisme. Mungkin saya akan memilih memberi makan dengan artemia, udang-udang renik yang dapat dilahap larva ikan.

Jadi memberi makan larva dengan telur rebus baik atau tidak? Menurut saya baik-baik saja asalkan tidak berlebihan dan membuat ledakan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan. Mungkin bisa dengan mengatur pemberian pakan secukupnya dan membersihkan akuarium atau kolam secara berkala agar tidak menyebabkan penumpukan mikroorganisme.

5 komentar:

  1. Terimakasih bwt pengalaman dan sarannya mas

    ReplyDelete
  2. Muantab buat nambah wawasan baru bosssss....suskes....

    ReplyDelete
  3. Siiips...
    Bisa nambah ilmu om...
    Trimakasih

    ReplyDelete
  4. Siiips...
    Bisa nambah ilmu om...
    Trimakasih

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete