Ikan Komet (Carassius
auratus) adalah ikan hias yang cukup populer di kalangan akuaris. Bentuknya
yang menarik dengan sirip-sirip yang panjang menjuntai menjadikan ikan ini
indah ketika dipelihara dalam akuarium atau kolam. Ikan yang masih berkerabat dekat dengan ikan mas, koki,
dan koi ini memiliki harga yang lebih murah dibandingkan saudara-saudaranya
(mas, koki, dan koi). Ketika dipelihara dalam akuarium atau kolam, ikan komet
tidak mudah mati dan malah dapat bertelur.
Ikan komet memiliki tubuh seperti ikan mas, namun dengan
ukuran tubuh lebih kecil. Sebenarnya ikan ini merupakan hasil seleksi dari ikan
mas yang dilakukan oleh pembudidaya ikan di Amerika puluhan tahun silam.
Walaupun begitu, ukuran ikan komet cenderung lebih kecil sehingga cocok dipelihara
di akuarium yang tidak begitu luas. Ikan komet termasuk ikan yang mudah
berkembang biak, dia akan bertelur setelah matang seksual dan berukuran sekitar
3 inchi.
|
Ikan Komet |
Beberpa bulan yang lalu saya membeli 7 ekor ikan komet yang
saya pelihara dalam akuarium kecil berukuran 50 x 30 x 30 cm. Ukuran akuarium
ini memang cukup kecil dan kurang ideal untuk memelihara 7 ekor ikan komet.
Tapi mau bagaimana lagi, akuarium saya yang berukuran lebih besar telah terisi
ikan alligator. Jadi terpaksa si komet saya peihara berdesa-desakan dalam
akuarium kecil. Walaupun begitu mereka dapat hidup sehat karena air akuarium
saya ganti seperempatnya setiap 2 hari sekali.
Setelah sekitar 6 bulan saya pelihara, mulai nampak perubahan
pada tubuh ikan-ikan tersebut. Sebanyak 4 ekor komet memunculkan bintik-bintik
kecil di tutup insangnya (operkulum). Namun 3 yang lainnya tidak memunculkan
bintik kecil tersebut. Saya mencari tahu tentang bintik kecil tersebut di
internet dan menemukan informasi bahwa bintik itu merupakan tanda bagi ikan
komet jantan yang telah dewasa. Bintik-bintik itu disebut breeding tubercle dan hanya muncul pada operkulum jantan, sedangkan betina
memiliki operkulum yang halus tanpa bintik-bintik.
Setelah itu saya amati ikan-ikan komet tersebut mulai
berubah aktivitasnya. Si jantan sering kali mengejar-ngejar komet betina dan
menempelkan mulutnya di sekitar belakang perut betina. Aktivitas ini terjadi
berulang-ulang selama beberapa minggu. Ketika saya perhatikan, ternyata tubuh
komet betina mulai berubah. Perutnya kini lebih buncit dari biasanya, padahal
saya memberi makan secukupnya dengan interval 2 kali sehari. Ternyata itulah
tanda bahwa si betina telah menghasilkan banyak telur sehingga perutnya menjadi
lebih besar. Jantan mengejar-ngejar betina karena pengaruh hormon yang
dilepaskan oleh komet betina yang telah siap bertelur.
|
Breeding tubercle pada penutup insang komet |
Suatu hari, aktvitas jantan mengejar betina terjadi lebih
sering dan lebih lama dari biasanya. Dan tak lama kemudian, di pagi harinya
saya temukan telur-telur telah menempel di dasar auarium kecil itu. Komet-komet
betina saya mulai bertelur. Si betina mengeluarkan telur sedikit demi sedikit
kemudian diikuti si jantan yang mengeluarkan sperma. Pembuahan atau fertilisasi
terjadi di dalam air sehingga disebut sebagai fertilisasi eksternal. Keempat
komet jantan saya berebutan membuahi telur-telur yang dikeluarkan betina.
Telur-telur tersebut kemudian mengendap di dasar atau menempel di dinding akuarium.
Air di akuarium pun menjadi agak keputih-putihan dan muncul buih di permukaan.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya sperma yang dihasilkan oleh ikan-kan jantan.
Proses perkawinan berjalan selama kurang lebih 3 jam.
Setelah itu ikan-ikan nampak kelelahan dan mulai memakan telur-telurnya
sendiri. Karena khawatir telur tersebut habis dimakan, saya langsung
memindahkan induk komet ke tempat lain agar terpisah dari telurnya. Banyak ikan
memang akan kelelahan setelah kawin dan akan memakan telurnya sendiri apabila
tidak segera dipisahkan di tempat lain.
Mungkin ada ratusan atau ribuan telur yang telah dihasilkan
ikan-ikan saya. Telur tersebut berwarna bening saat baru saja dikeluarkan dari
tbuh betina. Namun setelah sekitar 12 jam, telur tersebut ada yang berubah
warna. Ada yang tetap bening dan ada yang menjadi putih. Telur yang bening
tandanya berhasil dibuahi sperma sedangkan yang putih merupakan telur yang
gagal dibuahi. Sekitar 75% telur-telur di akuarium saya berwarna bening, yang
artinya koleksi komet saya akan segera bertambah banyak hehehe.
Setelah dua hari mulai nampak bintik-bintik hitam d dalam
telur, dan setelah 3 hari telur tersebut menetas. Lahirlah ikan komet kecil
yang tubuhnya masih transparan dan belum lancar berenang. Mereka lebih banyak
menghabiskan waktu di dasar akuarium untuk menghabiskan cadangan makanan di
perutnya. Tiga hari kemudian larva komet tersebut telah mulai berenang bebas
dan mulai mencari makan.
Thank you for Information
ReplyDeletePERIKANAN DAN KELAUTAN
PENYULUH PERIKANAN
KOMUNITAS PERIKANAN
SANG PEMIMPIN
PETERNAKAN
PERJALANAN HIDUP
ikan hias
AUTO_PENYO
http://perikanan85.blogspot.com
ReplyDeletewww.perikanan85.blogspot.com
ReplyDeleteApa perlu aerasi?
ReplyDeleteIkan komet saya perutnya buncit, lalu apa yang harus saya lakukan kak?
ReplyDeleteDikawinkan sama jantan aja kak, pisahkan jantan betina di akuarium atau kolam lain
Deleteikan komet saya sudah mengeluarkan telur tetapi saya tidak memiliki ikan jantan ...apa yang harus saya lakukan
ReplyDeleteMantab
ReplyDelete