Manusia dan
hewan membutuhkan makanan agar dapat tumbuh berkembang dan bertahan hidup. Berdasarkan
makanannya, hewan dapat dikelompokkan menjadi karnivora (pemakan daging),
herbivora (pemakan tumbuhan), dan omnivora (pemakan daging dan tumbuhan).
Walaupun jenis makanannya berbeda-beda, hewan memiliki tahapan pencernaan
makanan yang serupa. Pencernaan makanan dilakukan melalui empat langkah yang
berurutan, yaitu ingestion (memasukkan makanan), digestion (pencernaan
makanan), absorbtion (penyerapan makanan), dan elimination (pembuangan sisa
makanan).
Ingestion
Proses
ingestion berkaitan dengan kegiatan makan pada hewan. Hewan memiliki cara yang
berbeda-beda dalam cara memakan makanannya. Protozoa atau hewan bersel satu
seperti Amoeba memakan partikel makanan dengan cara fagositosis dan membungkus
makanan dalam bentuk vakuola makanan. Enzim-enzim pencernaan akan menghancurkan
makanan dalam vakuola tersebut sehingga hasilnya dapat diserap dan digunakan
oleh sel.
Ular dapat menelan mangsa yang lebih besar dari ukuran tubuhnya |
Harimau dan
karnivora lainnya memakan bagian tubuh mangsanya sedikit demi sedikit. Dengan
kuku dan taringnya yang tajam, mereka akan mengoyak daging mangsanya dan
memakan bagian yang dapat ditelannya. Sedangkan manusia dan hewan herbivora,
akan mengunyah terlebih dahulu makananya agar lebih mudah dicerna oleh enzim
pencernaan. Manusia dan herbivora memiliki gigi geraham yang kuat yang
memungkinkannya untuk menghaluskan bagian makanan yang akan ditelannya.
Paus dan hiu
paus termodifikasi untuk memakan makanan berupa plankton dan hewan kecil lainnya
yang terdapat di perairan. Mereka memiliki semacam saringan dalam mulutnya
untuk mempermudah menjerat dan memakan hewan-hewan kecil tersebut. Hewan-hewan
yang memakan dengan cara ini disebut sebagai pemakan suspensi.
Ular
memiliki cara makan yang lebih unik. Mereka akan memakan mangsanya utuh-utuh
walaupun ukuran mangsanya jauh lebih besar dari ukuran tubuhnya. Ular memiliki
struktur rahang bawah yang fleksibel sehingga memungkinkan rahangnya membuka
sangat lebar untuk menelan mangsa yang berukuran besar.
Tidak semua
hewan memakan makanan dalam bentuk padat. Nyamuk misalnya, merupakan hewan
pemakan darah (untuk nyamuk betina) dan nektar bunga (untuk nyamuk jantan).
Mereka dipersenjatai dengan mulut penusuk yang menjadikannya dapat menembus
kulit hewan lain dan menghisap darahnya. Ketika menghisap darah, nyamuk juga
mengeluarkan cairan anti pembekuan darah untuk mencegah darah yang dihisap
menggumpal.
Digestion
Digestion
adalah proses pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh hewan. Proses
pencernaan terjadi secara mekanik dan kimiawi. Pencernaan mekanik dilakukan
dengan mencabik atau mengunyah makanan sehingga berubah menjadi lebih kecil.
Makanan yang telah dikunyah akan lebih mudah tercerna oleh enzim-enzim
pencernaan dalam saluran pencernaannya. Pencernaan kimiawi dibantu oleh
serangkaian enzim pencernaan. Enzim-enzim ini bekerja untuk memecah partikel
makanan menjadi komponen-komponen penyusunnya.
Herbivora memiliki gigi geraham untuk menghaluskan makanan |
Molekul
protein, karbohidrat, dan lemak memiliki ukuran yang besar dan tidak dapat
menembus membran sel secara langsung. Oleh karena itu molekul-molekul tersebut
perlu dipecah menjadi komponen-komponen penyusunnya yang berukuran lebih kecil
sehingga dapat melewati membran sel dan di bagikan ke seluruh bagian tubuh yang
membutuhkan.
Enzim-enzim
protease akan memecah protein menjadi asam amino, lipase akan memecah lemak
menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan karbohidrat akan dipecah oleh
amilase menjadi maltose, kemudian maltose dipecah oleh disakaridase menjadi
molekul glukosa. Pencernaan kimiawi terjadi mulai dari mulut, lambung, hingga
usus halus.
Absorbtion
Absorbtion
merupakan proses penyerapan hasil pencernaan makanan. Penyarapan terjadi di
usus halus melalui permukaan dalam usus halus. Untuk memaksimalkan kemampuan
penyerapan nutrisi, dinding dalam usus halus dipenuhi dengan tonjolan-tonjolan
atau jonjot usus atau vili untuk memperluas bidang penyerapan.
Jonjot usus (vili) pada usus halus |
Nutrisi
makanan yang telah melewati membran usus halus akan masuk pembuluh darah untuk
selanjutnya diedarkan ke seluruh bagian tubuh yang membutuhkan. Asam amino,
asam lemak, monosakarida, vitamin, dan mineral akan digunakan sebagai bahan
pembangun tubuh, sumber energi, pembangun enzim, dan hormon.
Air yang
terkandung dalam makanan juga akan diserap oleh tubuh, selain di serap di usus
halus, sebagian besar air akan diserap di usus besar. Penyerpan air penting
dalam proses memadatkan feses, karena feses yang terlalu banyak mengandung air
justru tidak normal bagi tubuh (seperti pada kasus diare).
Bahan-bahan
makanan yang tidak diserap akan dibuang dalam bentuk feses. Komponen utama
feses adalah serat-serat yang terkandung dalam makanan. Sumber makanan nabati
mengandung serat yang lebih banyak dibandingkan sumber makanan hewani. Feses
dalam usus besar akan dibusukkan oleh bakteri-bakteri usus yang disebut sebagai
flora normal usus. Bakteri ini akan membusukkan dan melunakkan feses sehingga
lebh mudah dikeluarkan dari tubuh. Bakteri
dalam usus besar menghasilkan vitamin K yang berguna bagi tubuh, selain itu
juga dihasilkan gas-gas yang akan keluar dalam bentuk kentut (flatus).
Elimination
Dalam
tahapan ini sisa makanan akan dikeluarkan dan dibuang dari tubuh. Sisa makanan
dalam bentuk padat akan dikeluarkan dalam bentuk feses. Sedangkan sisa
metabolisme tubuh dalam bentuk cair akan dikeluarkan dalam bentuk urin. Feses
terlebih dahulu dikumpulkan dalam rektum, sedangkan urin akan dikumpulkan dalam
kandung kemih.
Rektum pada manusia |
Warna kekuningan
dalam feses dan urin berasal dari pigmen empedu yang dihasilkan hati. Pigmen
empedu merupakan hasil perombakan hemoglobin yang telah tua dan rusak. Cairan
empedu sangat penting bagi pencernaan karena dapat menurunkan tegangan
permukaan cairan dan mempermudah emulsi lemak.
0 komentar
Post a Comment