Dalam artikel berikut akan saya jelaskan tentang bagaimana
proses pembentukan urin pada ginjal. Darah akan disaring di glomerulus untuk
menghasilkan filtrat (hasil
saringan) yang akan mengalami serangkaian proses di tubulus ginjal untuk
menghasilkan urin yang siap dibuang. Sebelum itu, akan lebih baik apabila
pembaca sudah memahami tentang tubulus kontortus proksimal, lengkung henle,
tubulus kontortus distal, duktus kolektivus, dan nefron. Apabila pembaca belum
memahami istilah-istilah tersebut silahkan baca artikel Struktur Ginjal Manusia.
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah
yang terjadi di glomerulus. Penyaringan ini dipengaruhi oleh tekanan yang
terdapat pada pembuluh darah sehingga membuat air dan molekul-molekul kecil
lainnya keluar dari glomerulus masuk menuju lumen kapsula bowman. Filtrat
kemudian akan mengalir menuju tubulus untuk menjalani sekresi dan reabsorbsi. Sekresi
adalah peristiwa tubulus menambahkan zat-zat tertentu pada filtrat, sedangkan
reabsorbsi adalah peristiwa penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan
oleh tubuh.
Tubulus kontortus proksimal
Di dalam tubulus proksimal terjadi sekresi H+
untuk menjaga pH filtrat, sel-sel tubulus proksimal juga akan mensekresikan NH3
(amonia) untuk menjaga agar filtrat tidak menjadi terlalu asam. Dalam tubulus
proksimal juga terjadi proses reabsorbsi (penyerapan kembali) HCO3-
(asam karbonat), NaCl (garam), H2O (air), K+, dan nutrisi
penting seperti glukosa serta asam amino. Zat-zat yang diserap kembali tadi,
akan disalurkan menuju kapiler darah untuk digunakan kembali dalam proses
metabolisme tubuh. Dari tubulus proksimal, filtrat akan mengalir menuju saluran
menurun lengkung henle.
Saluran menurun lengkung henle
Saluran menurun lengkung henle merupakan tempat penting bagi
penyerapan kembali air. Selama filtrat berjalan menuruni lengkung henle, air
pada filtrat tersebut akan berkurang karena peristiwa osmosis. Air akan masuk
sel-sel lengkung henle sehingga filtrat semakin pekat dan konsentrasi NaCl
menjadi semakin tinggi.
Saluran menaik lengkung henle
Filtrat kemudian menuju saluran naik lengkung henle yang menjadi
tempat penyerapan kembali NaCl, yang akan dikembalikan ke peredaran darah untuk
digunakan kembali oleh tubuh. Selama bergerak naik, filtrat akan kehilangan
garam yang dikandungnya sehingga berubah menjadi semakin encer.
Tubulus kontortus distal
Filtrat dari lengkung henle akan menuju tubulus distal untuk
diatur keasamannya dengan sekresi H+. Ion K+ juga akan
ditambahkan untuk menjaga keseimbangan ion pada filtrat. Dalam saluran ini akan
terjadi penyerapan kembali NaCl, air, dan HCO3-.
Duktus kolektivus
Setelah melewati serangkaian proses sekresi dan reabsorbi di
tubulus distal, filtrat akan masuk menuju duktus kolektivus. Duktus tersebut
akan mengumpulkan filtrat dari beberapa nerfon yang ada di dekatnya sehingga
disebut juga dengan istilah duktus pengumpul. Dalam duktus kolektivus akan
terjadi reabsorbsi NaCl, air, dan urea. Urea merupakan komponen utama dalam
urin yang berasal dari hasil metabolisme asam amino. Urea yang banyak terdapat
pada filtrat akan sedikit dikurangi jumlahnya melalui penyerapan kembali pada
duktus kolektivus tersebut. Setelah keluar dari duktus kolektivus, barulah urin
yang sesungguhnya terbentuk.
Sekitar 99% air akan diserap dari filtrat ginjal hingga
terbentuk urin. Urin dari duktus kolektivus akan dialirkan menuju pelvis
renalis, yang kemudian mengalir menuju ureter. Ureter akan mengalirkan urin
menuju kandung kemih, untuk dikumpulkan hingga siap dibuang. Dari kandung
kemih, urin akan mengalir melalui uretra untuk dikeluarkan dari dalam tubuh.
Urin yang baik adalah urin yang tidak terlalu pekat (tidak
terlalu kuning) yang disebabkan seseorang banyak minum air putih. Warna
kekuningan pada urin diakibatkan oleh pigmen empedu yang dihasilkan dari
pemecahan hemoglobin darah yang telah tua dan rusak. Setelah keluar dari tubuh,
urin akan berubah menjadi lebih kuning karena pengaruh oksidasi pigmen empedu
yang bereaksi dengan oksigen bebas.
0 komentar
Post a Comment