Berdasarkan model pengaturan suhu tubuhnya, hewan dapat
dibedakan menjadi hewan homoioterm (berdarah panas) dan poikiloterm (berdarah
dingin). Hewan homoioterm memiliki suhu tubuh yang konstan (kurang lebih 37O
C) sedangkan hewan poikiloterm memiliki suhu tubuh yang menyesuaikan dengan
suhu lingkungan.
Ikan, amfibi, dan reptil adalah hewan poikiloterm, sedangkan
burung dan mamalia adalah hewan homoioterm.
Kucing adalah hewan homoioterm dan ikan adalah hewan poikiloterm |
Hewan-hewan yang memiliki suhu tubuh tetap, memiliki
kemampuan untuk mengatur suhu tubuhnya agar selalu konstan dan tidak banyak
berubah. Perubahan suhu tubuh dalam jumlah besar pada hewan homoioterm dapat
membahayakan tubuhnya. Hewan berdarah panas mengatur suhu tubuhnya melalui
pusat pengatur suhu yang terdapat pada bagian hipotalamus otak.
Bagaimanakah cara hipotalamus mengatur suhu tubuh hewan
berdarah panas?
Ketika suhu tubuh meningkat karena pengaruh suhu lingkungan
yang tinggi atau aktivitas tubuh yang berat, pusat pengatur suhu dalam
hipotalamus akan mengaktifkan mekanisme pendinginan tubuh. Hipotalamus akan
memicu kelenjar keringat mengeluarkan keringat untuk mendinginkan suhu tubuh.
Hipotalamus juga akan memicu pembuluh darah untuk melebar (dilatasi) sehingga
penjalaran panas dari pembuluh darah ke permukaan kulit menjadi optimal.
Penjalaran panas ini berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan panas pada darah
menuju permukaan kulit.
Ketika suhu tubuh menurun karena pengaruh suhu lingkungan
yang rendah, pusat pengatur suhu akan mengaktifkan mekanisme menghangatkan
tubuh. Hipotalamus akan memicu pembuluh darah mengerut (kontriksi) sehingga
menjauh dari permukaan kulit untuk menghindari hilangnya panas menuju permukaan
kulit. Selain itu, hipotalamus juga akan memicu otot berkontraksi dengan cepat
sehingga memunculkan gejala menggigil untuk menghangatkan tubuh.
Letak hipotalamus pada manusia |
Mengapa pengaturan suhu tubuh sangat penting bagi
kelangsungan hidup organisme?
Suhu tubuh yang konstan sangat penting bagi hewan-hewan
berdarah panas. Proses-proses fisiologis dalam tubuh hewan diatur oleh
molekul-molekul enzim dan hormon. Karena terbuat dari protein, molekul-molekul
tersebut kerjanya sangat dipengaruhi oleh suhu di sekitarnya. Suhu yang terlalu
tinggi dapat merusak enzim dan hormon sehingga akan kehilangan fungsi utamanya,
sedangkan suhu yang terlalu rendah akan mengakibatkan enzim dan hormon inaktif
sehingga tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya.
0 komentar
Post a Comment