Virus HIV penyebab AIDS memerlukan waktu inkubasi sekitar 10
tahun sebelum menunjukkan gejala-gejala yang pasti. Pada waktu-waktu awal
setelah inveksi HIV, virus tersebut memasuki tahapan yang disebut “clinical
latency” atau “asymthomic HIV infection” atau “chronic HIV infection”. Tahapan
tersebut merupakan periode dimana virus hidup dan berkembang, memperbanyak diri
dalam tubuh namun tidak menimbulkan gejala apapun.
Dalam tahapan tersebut, orang yang terinfeksi HIV tidak akan
mengalami gejala-gejala AIDS atau hanya mengalami gejala-gejala awal yang
ringan. Baca Gejala Awal Penyakit AIDS. Selama tahapan tersebut, virus HIV
beraktivitas dalam level sangat rendah sehingga belum membahayakan tubuh.
Orang yang terinfeksi virus HIV dan memasuki tahapan
tersebut, dapat menghubungi ahli kesehatan yang kompeten untuk menjalani terapi
antiretroviral. HIV merupakan jenis retrovirus dengan materi genetik RNA.
Perkembangan virus ini dapat ditekan dengan menjalani terapi antiretroviral.
Dengan terapi ini harapan hidup pengidap HIV akan lebih panjang dibandingkan
tanpa terapi.
Dengan terapi retroviral secara teratur, virus HIV akan tetap berada pada tahap “clinical latency” selama beberapa dekade.
Gejala-gejala HIV yang biasanya muncul setelah 10 tahun, tidak akan muncul
selama beberapa dekade karena aktivitas virus ditekan. Artinya si pengidap HIV
dapat beraktivitas “normal” lebih lama dibandingkan pengidap tanpa terapi.
Tanpa terapi ini, pengidap HIV akan menunjukkan
gejala-gejala serius setalah 10 tahun terinfeksi. Gejala-gejala yang muncul
disertai dengan menurunnya kekebalan tubuh akan menyebabkan penderita sangat
rentan terhadap serangan bakteri dan virus lain. Serangan penyakit ringan-pun
dapat menjadi mematikan karena penderita tersebut tidak memiliki kekebalan
tubuh untuk melawan invasi penyakit.
0 komentar
Post a Comment