Hewan dan manusia dapat bergerak, mengangkat barang, dan
melakukan aktivitas lainnya karena adanya kontraksi otot yang menyebabkan
munculnya gerakan. Kontraksi adalah menegangnya otot sehingga menjadi lebih
pendek dan dapat menggerakkan tulang, kontraksi tersebut akan selalu diiukti
dengan relaksasi yang menyebabkan otot kembali ke ukurannya semula. Apabila
otot berkontraksi namun gagal berelaksasi akan terjadi kelainan yang disebut
dengan kram.
Sebelum membaca artikel ini akan lebih baik anda mempelajari
dulu : Struktur Otot Rangka
Otot tersusun atas serabut miofibril yang terdiri atas filamen
tipis dan filament tebal. Filamen tipis tersusun atas protein aktin sedangkan filamen
tebal tersusun atas protein miosin. Pada miofibril nampak bagian gelap dan
terang (lurik) oleh karena itu sel-sel otot rangka sering disebut dengan nama
sel otot lurik. Bagian gelap dan terang ini terus berulang-ulang, setiap set
bagian gelap-terang disebut dengan sarkomer.
Untuk memahami mekanisme kontraksi otot, mari kita
perhatikan bagian sarkomer berikut.
Garis horizontal tebal adalah filamen tebal dan garis tipis
merupakan filamen tipis. Setiap sarkomer akan dibatasi oleh dua buah garis Z,
pada tengah-tengah sarkomer terdapat bagian saling tumpang tindih yang disebut
pita A. Tepat di tengah-tengah pita A terdapat bagian yang hanya terdapat filamen
tebal saja yang disebut zona H, dan di tengah-tengah zona H terdapat garis M
(tidak ada pada gambar di atas). Pada bagian ujung sarkomer terdapat bagian yang
hanya terdiri dari filamen tipis dan garis Z, bagian ini disebut pita I.
Mekanisme kontraksi otot disebut dengan sliding filament
model, karena berkaitan dengan gerakan meluncur dari filamen tebal dan tipis.
Sebelum sampai pada penjelasan sliding filament model, perhatikanlah bagian
sarkomer di bawah ini. Filamen tebal digambarkan dengan garis tebal biru, sedangkan
filament tipis digambarkan dengan garis kuning.
Pada filamen tebal (miosin) terdapat bagian mirip kepala
yang berfungsi mengait filament tipis (aktin). Kaitan dari kepala miosin inilah
yang menyebabkan terjadinya gerakan meluncur (sliding) yang menimbulkan otot
berkontraksi.
Penjelasan tentang sliding filament model adalah sebagai berikut.
Kepala miosin akan menghidrolisis ATP menjadi ADP dan fosfat
anorganik dan menggunakan energi yang timbul dari pemecahan ATP tersebut.
Terjadi pelepasan ADP dan fosfat anorganik yang menyebabkan
kepala miosin bergerak sehingga menggerakkan aktin.
Kepala miosin yang menangkap ATP baru akan menyebabkan
kepala miosin melapaskan diri dari aktin dan siklus akan berulang kembali.
Perhatikanlah gambar di bawah ini. Gambar paling atas adalah
sarkomer ketika dalam keadaan relaksasi, sarkomer lebih panjang dan zona H
nampak cukup lebar. Gambar di bawahnya adalah sarkomer dalam keadaan
berkontraksi, terlihat bahwa sarkomer tersebut memendek dan zona H mulai
menyempit. Gambar paling bawah adalah sarkomer dalam keadaan kontraksi penuh,
zona H hilang sama sekali karena aktin saling tumpuk-menumpuk.
Terima kasih postingannya
ReplyDeleteSama-sama :)
DeleteBah ai ho do i?
Deleterefrensinya dari mana ya
ReplyDeletedisarikan dari berbagai sumber dan campbell biologi..
DeleteBagus artikelnya
ReplyDeleteReferensi dari mana gan?
Nice
ReplyDeleteTerimakasih. Sangat membantu 😊
ReplyDeleteReferensi nya dari mana ya
ReplyDelete